Aku merasa tersindir. Benar-benar tersindir, ketika melihat cerita demi cerita dari sebuah film yang pernah ditayangkan di sebuah teve swasta ini. Baju Seragam Si Pemulung…
Bayangkan saja, dua anak pemulung kakak beradik yang tinggal bersama tantenya beserta seorang saudara sepupunya yang jahat itu hidup jauh dari kata bahagia. Seragam satu-satunya si adik-sebut saja Neo (aku lupa namanya)-direbut oleh sepupunya yang jahat itu. Hingga akhirnya sang kakak-sebut saja Nida-terpaksa bergantian seragam dengan Neo adiknya. Ini menyebabkan Neo sering telat berangkat sekolah. Neo selalu menunggu kakaknya pulang dari sekolah dan sesegera mungkin berganti seragam dengan sang kakak. Namun, usahanya ini tak berhasil sempurna. Ia selalu terlambat, terlambat dan terlambat. Dan yang membuat saya miris, pada malam harinya si kakak mencuci baju seragam satu-satunya itu dan berharap esok paginya bisa mereka pakai kembali. Tapi, hujan pada malam itu telah mengguyur baju seragam itu… dan sang kakak akhirnya mengeringkannya di atas (semacam) perapian.
Perjuangan kakak beradik ini dalam membeli seragam baru untuk si adik sangatlah tidak mudah. Mereka mengumpulkan kepingan demi kepingan uang rupiah dari hasil memulung. Hingga pada suatu hari terkumpulah uang itu. Kemudian Neo dan Nida pergi ke penjual seragam bekas. Pada saat Nida mau mengeluarkan uang untuk membayar seragam bekas yang hendak dibelinya, tiba-tiba ada seorang pria (jahat) yang mengambil paksa uangnya. Hhhhff…. :’( Ingin rasanya menjotos dan menendang pria (jahat) yang sering disebut orang ‘pencopet’ itu ! Huhh !!
Ini adalah segelintir kisah yang saya cuplik dari film itu. Namun, sebenarnya masih banyak penderitaan-penderitakan dua kakak beradik itu. Dari jatah makan mereka yang terbatas, menghadapi sepupunya yang jahat dan serakah, tantenya yang hobi marah-marah, hingga si adik yang mengalami kecelakaan saat mengejar pencopet! Hhhhh…
Aku benar-benar tersindir. Aku. Baju kuliahku. Aku masih saja berkeinginan menambah baju kuliahku. Padahal, baju-baju kuliahku yang lama pun masih bisa dipakai, masih bagus, masih cukup dipakai untuk satu pekan. Benar-benar kurang bersyukur ! Ya Allah, maafkan aku…
Aku. Makan tiga kali. Masih saja pengen berganti-ganti menu. Hhhffft…
Aku. Tinggal bersama keluarga yang menyayangiku (walau tak pernah mereka ungkapkan dengan kata-kata, tapi bisa aku rasakan) masih saja berharap mereka lebih menyayangiku dari sebelumnya. Tak salah memang. Tapi, salahkah bila harus bersyukur??
Ya Allah, maafkan aku…
-henni_sauskeccap-
(terinspirasi dari sebuah film)
09:39
11 September 2009
Yogyakarta
Selasa, 08 Juni 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar